Kabar Banyumas -Pada hari Selasa 18 Oktober 2022 semestinya ketua persatuan sepak bola seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan atau Iwan Bule menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Timur terkait kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Malang. Namun hal ituurung terlaksana karena Iwan bule tidak bisa hadir.
Jadwal pemeriksaan tersebut terpaksa batal lantaran Iwan bule tidak bisa hadir dengan alasan ada kegiatan yang sudah lama dijadwalkan dan tidak bisa ditinggalkan.
Kabid Humas Polda Jawa Timur KOmbes Pol Dirmanto membenarkan adanya penundaan pemeriksaan untuk ketua PSSI Iwan bule.
Namun ironisnya, pada Selasa malam harinya, PSSI kedapatan menggelar laga persahabatan sepak bola di Stadion Madya Gelora Bung Karno.
Ketua PSSI Iwan Bule bermain bersama Presiden FIFA Gianni Infantino, dimana keduanya berada pada satu tim yang sama.
Laga itu dinilai amat mencederai rasa duka yang tengah dialami pendukung sepak bola tanah air atas tragedi Kanjuruhan. Laga persehabatan tersebut dianggap tidak menjunjung empati para keluarga korban.
Akun resmi twitter PSSI mengunggah potret pertandingan laga tersebut yang menampilkan foto ketua PSSI dan Presiden FIFA serta pemain lainnya.
Di media sosial twitter beragam hujatan mengalir di laman akun PSSI. Mereka mengkritik laga persahabatan yang dianggap tidak berempati kepada korban tragedi Kanjuruhan.
“Orang2 yg ga punya otan dan hati nurani lagi seru2nya main bola. Semangat..!!! semoga “bola” kalian d mainkan oleh 133 orang yg meninggal di akhirat nti, termasuk yg megang akun ini…Amin,’ujar warganet.
akun twitter atas nama Gumelar Ismiaji yang menuliskan “Seru kalo mereka juga mati dengan Gas air mata”.
Kemudian akun twitter @rifkildd menuliskan, “Sampe bingung gw ngatain kalian model gimana lagi, bener bener gapunya empati kalian anjung 🙁
Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi buka suara, laga itu digelar atas permintaan Gianni Infantino. “Presiden FIFA beserta rombongan mengajak PSSI untuk bermain sepak bola. Ini bagian dari keinginan beliau,” ujar Yunus dikutip kantor berita Antara.
Menurut dia, pertandingan tersebut dilaksanakan sebagai simbol harapan sepak bola nasional tidak berhenti total setelah kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 133 orang dan membuat ratusan lainnya dirawat di rumah sakit.
Discussion about this post